Pengumuman


Bila tulisan yang Anda cari tidak ada di sini, coba kunjungi santai2008.wordpress.com

Kamis, 16 Oktober 2008

Omphalomancy, Melihat Hoki Melalui Pusar


Oleh DJULIANTO SUSANTIO
Pemerhati Fisiognomi, di Jakarta


Ada berbagai cara untuk mengetahui watak, kepribadian, ataupun peruntungan seseorang. Yang sudah dikenal luas adalah palmistri (ramalan melalui telapak tangan), fisiognomi (ramalan melalui bentuk wajah dan tubuh), numerologi (ramalan melalui data kelahiran), dan Bazi (ramalan melalui data kelahiran yang dikaitkan dengan lima unsur dalam astrologi Tiongkok).


Sesungguhnya, banyak kebudayaan dunia mewariskan berbagai jenis ramalan. Di samping yang “biasa-biasa saja”, masyarakat kuno juga mengenal ramalan yang terkesan “unik dan lucu”. Salah satunya adalah ramalan melalui pusat atau pusar. Ramalan ini dikenal sebagai Omphalomancy atau Omphilomancy. Menurut ramalan ini, ukuran dan bentuk pusar menunjukkan kepribadian dan peruntungan seseorang.

Pusar juga merupakan sarana yang bisa diterawang oleh berbagai adat masyarakat. Konon, simpulan di tali pusat bayi yang baru lahir bisa menunjukkan berapa adik yang bakalan dia miliki. Banyak orang yakin omphalomancy memiliki prediksi tepat untuk melihat hoki seseorang.


Ramalan melalui pusat dikenal luas di kalangan masyarakat Tiongkok dan India purba. Di mata pakar fisiognomi, menganalisis pusar dipandang sama ampuhnya dengan menganalisis garis tangan dan metode peramalan lainnya. Bahkan mereka percaya karena pusar merupakan bagian yang tidak mudah dilihat dari luar, maka pusar mampu menginformasikan tentang “sesuatu” yang tidak diperoleh lewat palmistri, fisiognomi, frenologi, dsb.


Dulu, melihat pusar seorang wanita merupakan suatu keharusan yang dilakukan para tetua atau sesepuh. Gan Gie Sian, seorang pakar membaca tubuh di zaman kuno menuturkan bahwa pusar seorang wanita banyak mempunyai arti karena memberikan informasi tentang tabiat, sifat, dan peruntungan. Begitu juga bagi bangsa Suriah di Asia Barat. Warisan mereka ternyata masih lestari hingga kini (Pengatahoean Mengenal Nona-nona, Ho Kim Yoe, 1950).


Menurut kepercayaan Tiongkok, seorang wanita yang baik harus mempunyai pusar yang dalam dan lebar. Pusar dalam menandakan tubuhnya kuat dan pusar lebar menandakan pikirannya tajam. Para wanita yang mempunyai pusar demikian konon bisa tahan bekerja capek atau tahan sengsara.


Pusar yang bagus juga harus menghadap ke atas. Selain mengenal budi atau berbudi pekerti luas, dia berharapan besar dan berkemauan tinggi. Mungkin saja, dia akan menjadi nyonya besar dan mulia. Sebaliknya, kalau kecil dan hampir rata dengan perut, maka pikirannya singkat, tidak tahan kerja berat, otaknya kurang cemerlang, dan banyak mengalami rintangan.


Bentuk pusar yang kurang disukai adalah agak keluar karena wanita dengan pusar seperti itu jarang mendapatkan kedudukan baik. Begitu pula bila mencong, suka dengan percintaan dan sering melamun atau tumbuh rambut, yang berarti suka bergaul dengan pria sekaligus pandai merayu.


Bagi masyarakat Suriah, pusar agak rata dan hampir sama dengan perut mengindikasikan wanita yang gampang dengar kata atau gampang dikasih mengerti, pusar dalam menandakan ingatan yang tajam, dan pusar keluar berarti suka dengan percintaan tetapi bisa menjadi ibu yang baik.


Di India masalah pusar wanita banyak disinggung dalam kitab-kitab kuno zaman Hindu tertua. Dikatakan, bila menyebar, berdaging, dalam, dan lipatan bagian dalamnya berputar searah jarum jam, hal ini merupakan pertanda baik atau menguntungkan. Wanita demikian akan hidup bahagia dan sejahtera. Sebaliknya, kalau lipatan dari kulit bagian dalam pusar berlawanan dengan arah jarum jam atau kalau pusar tidak dalam ditambah mata pusar kelihatan, maka itulah tanda ketidakberuntungan.


Seperti kepercayaan Tiongkok, pada masyarakat India kuno pusar yang dalam pertanda baik, yakni akan dicintai oleh suami. Sementara bila seperti teratai, akan menikmati semua kesenangan hidup.


Lain halnya menurut fisiognomi Barat. Konon bila pusar besar dan bulat pertanda murah hati dan kaya, bila dalam dan tebal akan mendapatkan kedudukan yang bagus, bila kecil dan tidak datar pertanda miskin dan moral kurang bagus, serta bila menaik di sisi kanan akan mendapatkan kedudukan dan kehidupan yang menyenangkan.


Dulu, “pilih wanita, lihat pusarnya”, bukanlah sesuatu yang tabu. Namun pada zaman sekarang pusar dianggap bukanlah faktor penting. Tentu saja, Anda boleh percaya dan boleh tidak.



Bokong


Bagi pria, bokong mungkin tidak memiliki arti. Namun bagi wanita, bokong mempunyai hubungan penting dengan kecantikan dan tabiat. Disyaratkan, bokong yang baik harus setimpal dengan kedudukan badan. Tidak boleh terlalu besar atau terlalu kecil. Yang paling baik adalah bokong berbentuk sedang dan bundar.


Masyarakat kuno percaya bila wanita berbokong besar maka dia kebanyakan malas, suka uring-uringan, sekali waktu bisa beringas, dan bertabiat rewel. Bila sedang dan tidak menonjol ke luar, dia berhati putih dan alim. Bila menonjol, dia suka pada percintaan dan senang bergaul dengan pria. Begitu pula bila keluar dan tajam. Selain banyak pikir percintaan dan senang bergaul dengan pria, dia suka melamun.


Sementara menurut pengetahuan kuno India, bokong yang baik harus berbentuk bundar, lembut, besar, padat, berdaging, dan tanpa lipatan kulit. Wanita yang memiliki bokong seperti itu memiliki keberuntungan yang baik sekaligus memberikan banyak kenikmatan di atas ranjang.


Penting pula diperhatikan sikap berjalan. Menurut fisiognomi Yunani, bila seorang wanita berjalan dengan angkat kepala dan pentang dada, maka dia berpikiran besar, mempunyai ambek tinggi, dan keras kemauannya. Sementara bila berjalan sambil menundukkan kepala hingga tulang belakangnya ikut melengkung, maka dia berpikiran sempit dan selalu memikirkan soal percintaan.


Gadis-gadis berparas cakap saja, belumlah cukup untuk dijadikan pasangan hidup. Demikian menurut kepercayaan bangsa Arab kuno. Maka agar “tidak gampang kejeblos dalam pergaulan sesat”, seseorang harus mengetahui tabiat si wanita.


Wanita yang berpotongan wajah panjang, pipi kaku dan merah, serta leher panjang adalah pemboros dan suka serong. Wanita yang berperawakan kecil, rambut hitam gelap dan panjang, potongan wajah seperti telur angsa, dan kuku tangan panjang adalah wanita yang besar rezekinya dan baik hati. Wanita yang berperawakan tinggi lurus, rambut kasar, dan kulit muka agak merah adalah wanita judes. Itulah antara lain tip memilih wanita yang diberikan oleh bangsa Arab sebagaimana termuat dalam Kitab Ramalan dan Ilmu Pirasat Manusia (Tan Khoen Swie, 1951).


Nah, bagaimana untuk mengetahui seorang wanita itu suci atau nakal? Menurut fisiognomi Korea, lihatlah bagian dari ujung mata hingga tulang pipi di bawah mata (disebut “buntut ikan”). Konon, wanita yang suka serong dan mendustai suaminya, bagian “buntut ikan” dan di bawah mata, akan berwarna merah di esok harinya.


Perut juga berperan penting untuk mengetahui watak seorang wanita. Menurut fisiognomi Arab, wanita berperut gendut bertabiat malas dan doyan tidur, sementara yang berperut sedang bertabiat murah hati, tidak pelupa, dan bijaksana. Sedangkan wanita bersuara keras adalah pemberani dan yang bersuara dalam (seperti suara dalam tenggorokan) tetapi nyata dan jelas adalah pelupa, kelakuannya kasar, juga suka dengki.


(Tulisan ini adalah naskah asli. Naskah hasil suntingan dimuat dalam Majalah INTISARI, Mei 2008 dengan judul "Sayang, Boleh Aku Lihat Milikmu?", halaman 132-136)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ramal Jodoh

Tip Palmistri

Shio Anda

KONTAK SAYA

Your Name :
Your Email :
Subject :
Message :
Image (case-sensitive):