Oleh: DJULIANTO SUSANTIO
Pemerhati Fisiognomi, di Jakarta
Di samping dengan pengetahuan frenologi, mengamati kepala seseorang bisa dilakukan dengan pengetahuan fisiognomi. Banyak kebudayaan purba mewarisi ilmu ini dan konon terbukti ampuh untuk menebak karakter seseorang.
Menurut bangsa Tiongkok purba, kepala yang berbentuk bulat biasanya milik orang yang suka mengatur atau administrator. Kepala yang kecil menunjukkan kecil akal sehingga jauh dari keberuntungan. Kekurangberuntungan juga dimiliki oleh mereka yang berkepala lebar dan panjang.
Yang relatif baik adalah jika bentuk kepala datar dan penuh dengan rambut. Orang yang berkepala demikian berpenampilan cerdas, humoris, dan mempunyai banyak kualitas bagus.
Khusus wanita yang berkepala kecil dikatakan mempunyai kehalusan tingkah laku, tidak suka di bawah pengaruh orang, hatinya keras, dan tidak gampang dibuat lembek. Sifat lainnya adalah kalau bekerja jarang bisa sampai akhir dan gampang ambil keputusan atau sembrono. Sedangkan wanita yang mempunyai kepala sedikit tinggi dikatakan peruntungannya baik, hatinya selalu tabah dalam keadaan bagaimanapun, dan bisa menjadi orang sentosa.
Bangsa Barat mengatakan, tanda keberuntungan bisa dilihat dari bentuk kepala yang lurus. Begitu pula bila bagian depannya melengkung. Sebaliknya bila panjang dan bulat, maka pertanda keragu-raguan dan kekurangberuntungan.
Bangsa Suriah di Asia Barat juga mewarisi keterampilan membaca kepala. Dikatakan, jika kepala besar, dahi lebar, dan rambut kaku maka pertanda sulit mendapatkan kecocokan dalam pernikahan. Jika dahi lebar, seperti berminyak maka orang itu kurang suka bergaul dengan banyak orang. Jika kepala kecil dan rambut panjang maka dia bakal mengembara.
Sementara itu, menurut peninggalan bangsa Arab kepala besar merupakan tanda keberuntungan karena dia bukan seorang pelupa. Malah senantiasa akan mengingat segala apa yang dikerjakan. Jika kecil, budinya sangat tipis dan pendiam. Kepala sedang sangat dipuji karena budinya cukup dan berhati mulia.
(Naskah asli. Naskah hasil suntingan pernah dimuat majalah Intisari, Desember 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar