Dalam bahasa Sansekerta, alat kelamin wanita disebut bhaga. Berikut ini adalah pemahaman tentang bhaga berdasarkan sumber-sumber kuno India. Pada dasarnya bhaga terbagi dua, yakni yang tertutup oleh kulit dan yang tertutup oleh membran.
Dalam halnya dengan yang pertama dikatakan demikian:
- Wanita yang mempunyai rambut tumbuh ke atas, yang bhaganya berdaging dan padat, meskipun dia terlahir dalam keluarga golongan rendah, tapi dia akan menjadi istri raja (maksudnya penguasa atau pimpinan, pen.).
- Jika bhaganya berbentuk seperti daun peepal, menonjol seperti punggung kepiting, dan tanpa puncak atau kepala ditambah bhaganya mempunyai kilau bulan purnama, berdaging dan menyerupai pantat kendi (menonjol dan sedikit cembung), maka wanita seperti ini akan memberikan kenikmatan di tempat tidur.
Dalam hal kedua:
- Jika bhaga yang tertutup membran berbentuk bunga tila atau menyerupai kuku kuda: kedua tipe tersebut akan mengarah pada kemiskinan dan wanita yang mempunyai bhaga seperti itu akan melewatkan hidupnya melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar.
- Jika bhaga berbentuk ulookhala (berbentuk lesung besar untuk menumbuk padi atau gandum), maka wanita tersebut akan menderita.
- Jika mulut bhaga lebar dan menganga, maka dia akan mengalami kematian awal.
- Bhaga yang jelek tanpa banyak daging dan rambut seperti rambut kuda atau rambut gajah, menandakan watak yang jelek, kemiskinan, dan ketidakberuntungan.
Sumber lain mengatakan demikian:
- Bhaga yang tertutup kulit atau dilindungi kulit harus berukuran besar dan berbentuk daun peepal.
- Wanita yang mempunyai bhaga seperti punggung kepiting atau lengan gajah merupakan pertanda baik. Jika yang menonjol adalah sisi kiri, maka dia akan mempunyai lebih banyak anak perempuan. Tetapi jika yang menonjol adalah sisi kanan, maka dia akan mempunyai lebih banyak anak laki-laki.
- Bhaga harus mempunyai rambut halus seperti rambut tikus. Wanita yang mempunyai rambut tebal dan kasar seperti rambut gajah, tidak mempunyai keberuntungan yang bagus.
- Bhaga harus berbentuk seperti daun teratai atau peepal. Jika bhaga datar, maka tidak menguntungkan.
- Bhaga yang terlindungi atau tertutup oleh membran harus padat dan bhaganasa (membran tipis di antara labia majora) tidak boleh terlihat.
- Jika bhaga seperti kuku rusa atau seperti chulli (tungku India berbentuk seperti huruf U) atau seperti panci dengan mulut yang terbuka lebar dengan bhaganasa yang terlihat, maka ini adalah pertanda yang tidak baik atau tidak menguntungkan dan dia akan menghabiskan hidupnya untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga.
- Wanita yang mempunyai bhaga dengan putaran di dalamnya yang menyerupai keong, tidak dapat dibuahi atau mandul.
- Jika bhaga berwarna seperti bambu atau rotan (tidak sepenuhnya berwarna merah) atau tidak simetris, melengkung, sangat lemas atau lentur, panjang atau besar atau jika bhaganasa sangat besar dan menonjol, maka ini pertanda yang sangat tidak menguntungkan.
- Bhaga yang baik harus tumbuh seperti daun peepal dan rambutnya tumbuh searah jarum jam.
- Jika ada gumpalan rambut, maka wanita tersebut beruntung dalam hal mempunyai anak laki-laki, kemakmuran, dan lumbung.
- Ciri-ciri bhaga yang bagus: bentuknya menyerupai daun peepal, menonjol atau cembung seperti punggung kepiting atau lengan gajah, berambut halus, dan besar.
- Yang tidak bagus: keras, berambut tebal dan kasar, dan kering (tidak berdaging).
- Ciri-ciri yang bagus juga demikian: berawarna seperti teratai dan mempunyai bhaganasa yang kecil, terbenam dengan baik dan tidak terlihat.
- Sebaliknya yang tidak bagus: bhaganasa yang besar dan menonjol keluar, memerlukan fleksibilitas, dan menganga lebar.
Nih, masih ada lagi dari sumber kuno lain:
- Ada tujuh atribut yang katanya menambah kenikmatan di tempat tidur, yaitu bhaga harus bersih, sangat hangat, padat, bagian luarnya lembut, bagian dalamnya kasar seperti lidah sapi, tertutup atau menangkup, dan mengeluarkan bau yang harum.
- Bhaga yang bagus: mempunyai gumpalan rambut yang berada di sebelah kiri, gumpalan atau putaran rambut sesuai dengan arah jarum jam.
- Bhaga yang peot menandakan kejandaan.
- Jika tidak ada rambut sama sekali, sangat dipuji kitab-kitab kuno India (Apa maksudnya ya, padahal menurut bangsa Tiongkok, kalau “gundul” kurang bernafsu dan kurang tahan penyakit).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar