Oleh: Agus Wiyanto
Dalam dunia kerja, kesuksesan yang diraih tidak tergantung pada faktor kecerdasan intelegensi saja. Ada banyak faktor di dalamnya yang saling menunjang, seperti kestabilan emosi, daya tahan terhadap stress (tekanan), motivasi untuk berprestasi, dan tak kalah penting adalah mempunyai gambaran diri yang sehat, dapat mengenal dan menerima secara positif diri sendiri.
Sebagai makhluk yang unik, dan tiada duanya di dunia ini, tiap orang perlu mengenal diri secara utuh. Apa yang menjadi kekuatannya, didorongnya agar berkembang seoptimal mungkin, diasah seperti menggosok pasir hingga menemukan butiran mutiaranya, dan berusaha keras meminimalkan apa yang menjadi kelemahan dan kekurangan dirinya, supaya tidak menjadi penghambat dalam berkarya.
Enneagram merupakan salah satu alat yang dapat dipergunakan untuk mengenal diri sendiri, dan memahami orang lain, sehingga dapat menjalin relasi yang tepat sebagai suatu tim kerja.
Enneagram merupakan sebuah model pengenalan kepribadian yang bersumber dari psikologi timur. Disebut enneagram karena terdiri dari 2 kata "enneas" yang dalam bahasa Yunani berarti "sembilan" dan "grama" atau tulisan.
Enneagram berarti ada sembilan pantulan wajah yang menujukkan sembilan jenis karakter kepribadian manusia. Masing-masing karakter memiliki energi positif yang dominan, dan tidak menujukkan satu karakter lebih baik dibandingkan karakter yang lainnya.
Konsep enneagram ini didasarkan atas nilai-nilai positif dalam psikologi sehingga pengenalan diri dengan metode ini tidak membuat seseorang merasa terpojok manakala ia harus membuka siapa dirinya, dan tidak menilai orang lain dengan sudut pandang hitam putih, karena tiap karakter tentu akan dapat dikembangkan dengan lebih baik lagi.
Asal Mula
Bukti sejarah menunjukkan enneagram sudah dikenal dalam peradaban Asia Tengah. Ditemukan di Babylonia 2.500 BC yang sudah dipakai untuk menggeluti adanya perbedaan karakter manusia, lalu pernah digunakan oleh kaum Sufi untuk mengelola kelompok yang berbeda karakter di dalamnya untuk menemukan suatu kekuatan dalam tim.
Penggalian serius ennegaram dilakukan George Ilych Gurdijieff (1870-1949), psikolog Armenia yang mengadakan studi mendalam di Tibet dan mempelajari ajaran Timur. Dikemudian hari muridnya, Naranjo mengembangkan lebih lanjut, dan pada tahun 1960 memberikan kursus pelatihan enneagram.
Tahun 1970 kelompok "Yesuit" menerapkan metode ini sebagai pendampingan calon imam dan dipakai dalam pembinaan spiritualitas.
Simbol enneagram berupa sebuah lingkaran dengan sembilan titik geometris yang memilah sembilan tipe dasar manusia dan menentukan perilakunya.
1. Pembaharu
Kekuatan energinya adalah ingin menjadi benar dan bersifat amat perfeksionis dalam melakukan tugasnya. Mulai dari menyusun perencanaan dan persiapan yang baik sebelum melakukan sesuatu, sangat teliti, hati hati dan ingin tampil sempurna dalam seluruh pekerjaan dan tugas yang dimandatkan kepadanya.
Namun biasanya orang dalam tipe ini sering kali menuntut orang lain harus tampil sempurna seperti dirinya, dan cenderung tidak fleksibel dan terlalu dogmatis kepada anak buah. Kelemahannya, sering kali beranggapan bahwa banyak orang yang tidak tahu apa yang harus diperbuat, sehingga menuntut setiap orang berbuat seperti dia.
2. Penolong
Mereka yang masuk tipe ini adalah orang yang energinya tercurah untuk kepentingan orang lain. Ia sangat bersahabat, penuh perhatian kepada orang lain dan rela untuk melayani kebutuhan sesama.
Karunia terbesar yang dimiliki tipe penolong adalah empati yang sangat besar ditujukan kepada orang lain. Tetapi bila dirinya dikritik, karena terlalu mau campur dengan urusan orang lain sering kali, atau bantuannya ditolak dia akan marah.
Kelemahannya orang ini sulit mengatakan tidak kepada orang lain, dan tidak dapat bersikap asertif untuk dirinya. Dalam organisasi tipe ini sangat disukai.
3. Motivator
Biasanya orang ini penuh dengan energi positif untuk mencapai suatu keberhasilan. Orang ini biasanya punya suatu ambisi keras untuk mencapai suatu goal atau target dengan arah sasaran yang sangat jelas.
Sering dalam bekerja tergolong orang yang amat gila kerja dan cenderung kecanduan kerja yang amat terobsesi dengan efisiensi, menentukan target yang tinggi dan bekerja efisien untuk mencapai sukses, kalau perlu memaksa rekannya yang hanya bisa melangkah selangkah, dipacu menjadi dua langkah seperti dirinya. Kalau perlu dia akan mengesampingkan kebutuhan diri dan keluarganya untuk mencapai hasil.
Bagi para bawahan yang tidak terbiasa dengan cara kerja ini, tuntutannya terkadang terasa amat menyiksa, yang menuntut orang lain mempunyai kadar komitmen seperti dirinya. Kelebihan tipe ini adalah rasa optimistis dan keyakinan diri yang besar.
4. Individualis
Mereka adalah orang yang menempatkan keunikan diri dan ingin menonjolkan kreativitas dirinya yang tidak sama dengan orang lain. Dirinya dilihat sebagai insan yang sangat unik dan berbeda dengan yang lainnya.
Dia tidak senang dengan pekerjaan yang sangat rutin dan bersifat biasa saja. Baginya tiap orang harus mempunyai keunikan tersendiri yang menonjol. Dia sering bekerja dengan caranya sendiri yang berbeda dengan orang lain, dan sering kali digolongkan gaya seniman.
Kelebihannya adalah kreatif, intuitif dan punya kepekaan estetis. Kekurangan tipe ini sering menarik diri dengan orang lain, keras kepala dan tenggelam pada pikirannya sendiri.
5. Pemikir
Orang dengan tipe ini biasanya banyak berpikir, selalu menggunakan analisis dalam melakukan tindakan, sikap tegas dalam pengambilan, keputusan, namun sangat miskin dalam pergaulan sosial.
Namun, orang ini bisa menjelaskan dengan logika yang teratur dan baik pengamatannya lebih tajam dibandingkan orang lain, terbuka dan visioner. Kelebihan orang ini berpendirian teguh, mandiri dengan logika yang kuat. Sedangkan kelemahannya sulit diyakinkan, keras kepala, merasa benar dengan pendapatnya.
6. Loyal, Taat
Orang ini amat loyal pada organisasinya, melakukan apa yang seharusnya dengan komitmen yang kuat, pekerjaan dilakukan dengan penuh dedikasi tinggi. Orang seperti ini cenderung taat pada aturan organisasi, bisa dipercaya dalam melakukan tugas, dan jujur.
Kesulitan terbesar adalah jika diajak untuk demonstrasi menentang kebijakan. Orang dalam tipe ini amat loyal terhadap pimpinannya, sehingga ia tidak senang bila ada orang lain yang tidak loyal.
Kelebihannya tipe ini adalah setia, suka membantu, mengerjakan tugas dengan baik, menjaga aturan dan bertanggung jawab, Kelemahan dari tipe ini ialah rasa cemas, khususnya di lingkungan yang baru. Pertanyaan yang selalu timbul dalam dirinya: apakah aku merasa aman?
7. Antusias-Pemimpi
Orang ini yang cenderung bersifat optimistik meskipun menghadapi keadaan yang buruk sekalipun, masih bisa menujukkan canda dan cerianya. Tipe ini dimotivasi oleh kebutuhan merasa gembira dan optimistis dalam hidup.
Menghindari penderitaan dan kesedihan, sehingga merasakan seluruh hidupnya adalah rangkaian pesta yang sangat menggembirakan. Disebut si pemimpi, karena mengabaikan keberadaan masa kini dan asyik merencanakan masa depan.
Dalam pekerjaan dan pelayanan orang tipe ini memotivasi dan menyatu dengan orang lain dengan sudut pandang yang menggairahkan. Orang seperti ini harus dilatih untuk menerima kegagalan sebagai bagian dari hidup yang mesti dihadapi, tiap orang sehingga tidak jatuh pada obsesi keberhasilan terus menerus.
Kelebihannya adalah menyenangkan, spontan, antusias, sedangkan kekurangannya tidak fokus pada satu tujuan, kurang disiplin pada satu bidang.
8. Pemimpin-Pejuang
Orang ini biasanya dikaruniai kekuatan dan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dan memegang teguh keyakinan. Kalau memegang kekuasaan bisa terjatuh dalam sikap otoriter.
Pada satu sisi adalah pejuang keadilan yang membela orang kecil dengan konsisten. Kelebihannya energik, penuh percaya diri, protektif. Sedangkan kekurangannya adalah menguasai dan bisa menjadi agresif dalam perilakunya.
9. Pembawa Damai
Orangnya yang kelihatan selalu tampil tenang, tidak menyukai adanya persaingan, berusaha keras mewujudkan agar lingkungannya tetang dan damai. Dan selalu menghindarti konflik sehingga tampak kadang kadang sikapnya yang kurang tegas.
Ketika kita menyadari siapa diri kita dan dicerahkan oleh sebuah kesadaran, maka kita dapat menerima diri kita secara utuh dan menerima orang lain dengan kaca mata yang positif.
Penulis adalah Rohaniwan Peminat dan Fasilitator Enneagram
(Sumber: Suara Pembaruan, Minggu, 11 November 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar