OLEH: DJULIANTO SUSANTIO
Sidik jari menjadi alat utama identifikasi karena merupakan ciri unik yang selalu ada pada setiap individu.
Dibandingkan garis tangan atau tulisan tangan yang bisa ber-ubah-ubah sesuai kondisi psikologis seseorang, sidik jari dipercaya permanen sifatnya. Tidak pernah berubah sedikit pun sepanjang hidup manusia, mulai dari bayi hingga tua renta. Sebenarnya, sidik (jari) tidak hanya terdapat pada permukaan jari tangan, tetapi juga pada telapak tangan dan kaki. Sidik jari terdiri atas sulur-sulur yang membentuk pola tertentu. Pola itulah, termasuk jumlah sulur pada tiap pola, yang menjadi bahan kajian. Namun, karena lokasinya lebih mudah dicapai, sidik jari pada jari tanganlah yang selalu lebih diperhatikan.
Salah satu instansi yang paling banyak menyimpan rekaman sidik jari masyarakat tentu saja adalah pihak kepolisian, terutama melalui Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) yang kita buat. Di atas selembar kertas SKKB itu, kita membubuhkan cap sidik jari satu per satu, baik tangan kiri maupun tangan kanan. Pembubuhan sidik jari, juga dilakukan terhadap dokumen penting seperti ijazah, paspor, dan SIM. Banyak perusahaan sudah mengganti sistem absensi manual atau sistem “ceklek” dengan absensi sidik jari. Ini dilakukan untuk menghindari “titip absen” antarkaryawan sekaligus untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.
Sejak dulu kala, sulur-sulur yang terdapat di telapak maupun jari tangan itu dipergunakan untuk berbagai keperluan. Masyarakat Tiongkok kuno, misalnya, sudah mengenal cap jempol sebagai stempel kerajaan. Di Indonesia cap jempol sering dijadikan pengganti tanda tangan oleh kaum tunaaksara. Tidak dipungkiri, sidik jari tangan mempunyai beragam manfaat. Di mata praktisi palmistri, sidik jari dipandang mampu mengungkapkan rahasia peruntungan di masa lalu, masa kini, dan masa depan. Sifat dan karakter orang juga dapat dibaca dari sidik jari.
Untuk Mengetahui Perilaku dan Bakat
Berbagai penelitian ilmiah menyatakan pola sidik jari dan jumlah sulur sangat menentukan kecerdasaan seseorang. Menurut mereka, terdapat kaitan erat antara sidik jari dengan keberhasilan karier dan usaha seseorang. Diyakini, pengetahuan tentang sidik jari sejajar dengan pengetahuan lain yang memiliki landasan ilmiah kuat. Sebagai pengetahuan, dermatogifli (bahasa Yunani, derma = kulit dan gliphe = lekukan atau kerutan) baru diakui pada 1892 berkat perjuangan ilmuwan Inggris Sir Francis Galton. Ilmuwan Inggris Sir Henry Faulds adalah orang pertama yang menemukan sidik jari sebagai tanda pengenal diri pada 1880. Di Eropa, sejak 1936, ilmu ini sudah dipakai untuk menentukan penyakit Down Syndrome atau Mongolism. Sidik jari ternyata berguna pula untuk mengetahui bakat dan potensi yang dimiliki seorang anak sejak dini.
Pada dasarnya, sidik jari terbagi atas tiga tipe, yakni arch (lengkung), loop (ikal), dan whorl (ulir). Tipe arch adalah pola yang paling sederhana karena hanya terdiri atas garis-garis lengkung tanpa titik radius. Tipe loop adalah garis lingkar yang menuju titik radius. Sementara tipe whorl adalah sulur yang kompleks kombinasinya, seperti garis acak-acakan. Ada juga yang membagi sidik jari atas lima pola dasar. Selain ketiga tipe di atas, ditambah dengan tented arch (lengkung tenda) dan composite (majemuk). Pola sidik jari yang dimiliki seseorang biasanya tidak selalu sama. Jarang sekali ada sidik jari yang seluruhnya terdiri atas loop saja, arch saja, atau whorl saja. Umumnya berupa kombinasi antara dua pola, tiga pola, bahkan lebih. Setiap pola dipercaya mewakili sifat dan karakter tertentu.
Pola loop menunjukkan orang yang fleksibel dan mampu menyesuaikan diri. Dia menyukai kehidupan yang aktif dengan banyak tantangan. Bisa bekerja sama dengan orang lain dan menyukai bisnis di bidang komunikasi. Pola whorl mengungkapkan tipe pendiam dan pemikir. Agak kaku dan sukar menyesuaikan diri atau berubah pikiran, sangat bertanggung jawab, lebih suka bekerja sendiri, dan sosok yang sangat ulet.
Pola arch menunjukkan orang yang bersifat garam dunia. Dia praktis, teguh, berkepala dingin, bersahaja, materialistis, dan sukar mengutarakan perasaannya yang terdalam. Pola tented arch sering kali hanya ditemukan pada telunjuk atau jari tengah, menunjukkan antusiasme dan gairah, impulsif, dan terlibat secara mendalam dengan segala sesuatu yang ditanganinya. Pola composite menceritakan kemampuan untuk melihat dua sisi, terlalu banyak berpikir bila harus mengambil keputusan, dan sangat baik dalam memberikan penilaian untuk orang lain (Palmistri, 2001).
Di Tiongkok
Di banyak negara analisis sidik jari sering dimanfaatkan untuk mendiagnosis kesehatan. Umumnya penyakit tersembunyi bisa dideteksi lewat sulur garis yang terpotong oleh garis kecil. Di Tiongkok pengetahuan tentang sidik jari sudah lama dipelajari. Menurut pengetahuan Tiongkok kuno, jika kesepuluh jari memiliki lengkungan maka dia memiliki sifat yang sangat terpuji. Dia jujur dan polos, penyayang dan penuh kasih, juga sangat menyukai binatang dan tumbuhan. Yang dimaksud dengan lengkungan sidik jari adalah sekumpulan garis horizontal yang tersusun secara paralel, namun pada bagian tengah-tengah garis terdapat sedikit gelombang atau lengkungan maupun tonjolan yang tidak terlalu tinggi.
Jika kesepuluh jari memiliki pola pusaran maka dia adalah seorang jenius. Dia pun selalu memiliki inisiatif dan kreatif dalam memecahkan setiap persoalan, bahkan bisa memberikan gagasan-gagasan yang sangat cemerlang. Yang dimaksud dengan pusaran adalah lingkaran yang terlihat secara tersusun atau spiral. Pada bagian pusatnya terdapat titik lingkaran yang jelas.
Jika semua jari pada setiap tangan memiliki pola lingkaran spiral maka disebut “sidik jari gagah perkasa”. Ini diartikan dia mempunyai sikap percaya diri sangat kuat, harga diri, dan lebih mementingkan moral. Dia juga memiliki sifat kepemimpinan. Sering kali dia terlalu tergesa-gesa, terlalu mau mencampuri urusan orang lain, dan terlalu mau mengatur setiap pekerjaan tanpa mau mendengar saran atau usulan dari pihak lain. Positifnya, jika memiliki staf atau pendamping orang yang pandai, niscaya bisa memperoleh sukses gemilang dan hidup kaya raya.
Bila kelima sidik jari berpola lengkungan maka disebut “sidik jari kasih ibu”. Sifatnya sangat baik, sabar, penuh kasih sayang, dan cintanya sangat murni. Namun, dia kurang rajin dalam melaksanakan usaha. Bahkan, jika mengalami suatu kesulitan atau persoalan, selalu diselesaikan bertele-tele dan tidak bisa tegas mengambil keputusan. Dia pun sering kali kehilangan kesempatan yang seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik (Cap Jie Shio, 1996).
Banyak orang percaya pemahaman terhadap sidik jari sama ampuhnya dengan fisiognomi, palmistri, numerologi, bazi, grafologi, dan sebagainya. Pada hakikatnya semua takdir Tuhan sudah tertulis pada setiap individu. Hanya masalahnya orang yang mampu “membaca takdir” itu masih terbatas jumlahnya.
Penulis adalah pemerhati Palmistri, tinggal di Jakarta
(Sinar Harapan, Sabtu, 3 Oktober 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar