Deteksi lewat hidung dengan menggunakan komputer bisa lebih baik daripada iris mata dan telinga
Selain deteksi iris mata dan sidik jari hidung bisa menjadi alat identifikasi yang lebih akurat, demikian temuan sebuah studi yang dilakukan Universitas Bath, Inggris.
Para peneliti mendeteksi berbagai jenis hidung dengan citra tiga dimensi dan kemudian membedakannya sesuai dengan bentuk ujung hidung, profil punggung hidung serta bagian nasion, atau area hidung di antara dua mata.
Peneliti menyimpulkan ada enam tipe hidung utama yaitu Romawi, Yunani, Nubia, tipe paruh elang, pendek-mancung, dan mancung-menonjol.
Karena sulit disembunyikan, demikian studi tersebut menyatakan, hidung akan menjadi alat identifikasi yang memadai dalam operasi pengawasan.
Peneliti menyebut hidung makin menjadi bidang kajian yang diperhatikan dalam studi biometrik, yakni studi tentang bagaimana membedakan identifikasi manusia berdasarkan sifat bawaannya.
"Hidung merupakan bagian wajah yang menonjol namun kegunaannya dalam studi biometrik belum banyak diungkap," kata peneliti Universitas Bath Dr Adrian Evans.
"Telinga sudah banyak dipelajari secara rinci, mata dipakai sebagai alat identifikasi lewat irisnya namun hidung belum disentuh."
Hidung merupakan bagian wajah yang menonjol namun kegunaannya dalam studi biometrik belum banyak diungkap
- Dr Adrian Evans
Para peneliti menggunakan sistem yang dinamai PhotoFace, yang dikembangkan para peneliti di Universitas West of England di Bristol, untuk mendapatkan gambaran tiga dimensi. Wajah dibuat modelnya dengan pencitraan komputer supaya hidung bisa dianalisa dengan rinci.
"Mulanya hasilnya jauh dari hasil identifikasi dengan iris mata, tapi dalam studi hidung ada keunggulan dan kelemahannya," kata Dr Evans.
"Tidak ada metode biometrik yang mampu memecahkan semua persoalan. Iris mata merupakan alat biometrik yang ampuh namun gambarannya sulit diambil dengan akurat serta kerap tersamar oleh bulu mata atau kaca mata. Orang juga mudah menutupi telinga mereka, misalnya dengan rambut."
"Tentu bisa saja orang yang jadi sasaran bisa hidungnya patah atau yang menggunakan hidung palsu atau operasi plastik untuk menyembunyikan hidungnya tapi itu akan mengubah wajah sangat drastis," kata Adrian.
Penelitian ini didasarkan pada studi 40 jenis hidung dan pusat datanya kini telah diperluas menjadi 160 jenis hidung untuk tes lanjutan apakah teknologi yang dipakai mampu membedakan orang dari satu kelompok dan membedakan satu orang dari kerabatnya.
(bbcindonesia.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar