Minggu, 13 April 2025
21:44

Pengumuman


Bila tulisan yang Anda cari tidak ada di sini, coba kunjungi santai2008.wordpress.com

Jumat, 27 Maret 2009

Arti Tanda Bintik dan Silang pada Tangan

Perhatikan tangan Anda! Ada yang memiliki tanda dan ada yang tidak memiliki tanda. Setiap tanda mengandung arti yang berbeda-beda, tergantung besar kecilnya tanda dan di mana letaknya tanda. Tanpa berpanjang lebar, lihat saja uraian berikut.


BINTIK (TITIK)
  • Di Bukit Yupiter: reputasi jatuh
  • Di Bukit Saturnus: kemungkinan berbuat jahat, sakit fisik
  • Di Bukit Apollo: penurunan status sosial
  • Di Bukit Merkurius: kegagalan bisnis
  • Di Bukit Mars Atas: luka sewaktu pertempuran
  • Di Bukit Bulan: gugup
  • Di Bukit Venus: penyakit yang berhubungan dengan masalah cinta
  • Di Garis Kehidupan: penyakit pada perut, kematian berhubungan dengan penyakit pada kepala (bila di akhir)
  • Di Garis Kecerdasan: jengkel, agresi
  • Di Garis Perasaan: aib, penghinaan
  • Di Garis Nasib: kehilangan reputasi, dating asib secara tiba-tiba
  • Di Garis Apollo: risiko kehilangan besar, sengsara di usia tua (bila di akhir)
  • Di Garis Perkawinan: perkawinan gagal
  • Di Garis Merkurius: kehilangan kemakmuran, kondisi melemah
  • Di Via Lasciva: aib, penghinaan




SILANG (SALIB)
  • Di Bukit Yupiter: perkawinan bahagia, hubungan baik
  • Di Bukit Saturnus: kemungkinan kecelakaan, akhir yang dramatis dalam perjalanan karir dan hidup, mati mendadak
  • Di Bukit Apollo: kemunduran keuangan yang hebat, gagal mencapai cita-cita, keinginan yang tidak terwujud, kehidupan berakhir dengan kesedihan (bila Garis Apollo melewati silang, tidak akan kehilangan segalanya)
  • Di Bukit Merkurius: curang, perlindungan terhadap profesi/bisnis, kemahiran berdiplomasi, kegagalan usaha, rezeki kurang lancar, suka berdusta, mangsa penipuan/kelicikan, pengkhianatan
  • Di Dataran Mars: tertarik pada metafisika/mistik, senang berargumentasi
  • Di Bukit Mars Atas: bahaya dari pertempuran, adanya potensi agresif, potensi cedera fisik, suka bertengkar, pendendam, punya dua kepribadian
  • Di Bukit Mars Bawah: menarik diri dari kehidupan, pelindung dari kematian mendadak, mengalami kekerasan/pertikaian
  • Di Bukit Bulan: suka melamun, suka mendramatisir persoalan, waspadai perjalanan/di laut, kekecewaan, mengalami salah pergaulan dan hal lain yang berbahaya
  • Di Bukit Venus: nafsu pada kehidupan erotis, perkawinan bahagia, salah menyayangi orang
  • Di Garis Kehidupan: ancaman kehidupan
  • Di Garis Kecerdasan: tidak bahagia pada masa anak-anak, kehilangan ingatan untuk sementara waktu, luka pada kepala
  • Di Garis Apollo: kehilangan reputasi
  • Di Busur Intuisi: kecurangan, penipuan
  • Di pergelangan: kesulitan yang genting
  • Di Garis Perasaan: orang yang dikasihi akan meninggal
(Djulianto Susantio, dari berbagai sumber)

Rabu, 25 Maret 2009

Hidungku, Karakterku


Hidung melambangkan kekayaan finansial dan spiritual. Hidung yang besar dikatakan "mesin pencetak uang". Tentu asalkan proporsional dengan bagian-bagian wajah lain. Benarkah orang yang memiliki hidung kecil atau pesek, tidak bisa kaya? He...he...Yang jelas penyakitpun bisa dideteksi lewat hidung. Orang yang berhidung besar cenderung berpenyakit jantung atau paru-paru, yang katanya penyakit orang kaya. Supaya tidak penasaran, simak saja deh tulisan berikut.

  • Agak besar: cepat tersinggung, nafsu besar, agak pemalas
  • Agak besar pada bagian bawah: tidak pandai menyimpan uang, selalu berpikir yang muluk-muluk
  • Agak besar tapi mancung: angkuh, suka mementingkan diri sendiri
  • Agak besar tapi pesek: pelit, tidak punya inisiatif
  • Agak besar dan bundar: gengsinya besar, tidak suka dianggap remeh
  • Agak kecil: cerdas, namun hidupnya selalu menderita
  • Agak sedang: tulus hati, suka menolong
  • Agak mancung dan agak runcing: sportif, pandai bicara
  • Lubang hidung agak lebar: sirik, suka menginginkan milik orang lain
  • Lubang hidung agak kecil: tidak mempunyai pikiran tetap, mudah tergoda

a. Ujung hidung:
  • Ujung hidung bulat: artistik, berbakat menulis, jujur
  • Ujung hidung bulat, sayap cuping hidung tebal: memiliki sopan santun
  • Ujung hidung mengarah ke mulut: cenderung memiliki hasrat seks yang besar, egois, kejam, tidak sabaran, tidak bisa dipercaya
  • Ujung hidung turun tajam ke arah mulut: egois, cenderung bersifat buruk, tidak pantas dipercaya
  • Ujung hidung tebal: ramah, hangat, empati pada masalah orang lain, perilaku bagus
  • Ujung hidung besar, tebal: mempunyai hubungan kemanusiaan
  • Ujung kecil seperti burung: pencela
  • Ujung hidung ramping, halus: populer
  • Ujung hidung sedikit mendongak: tidak penuh semangat, suka memaksa
  • Ujung hidung sangat besar dan menggembung: otoriter, kejam, cenderung berbuat jahat
  • Ujung hidung sangat panjang: tidak ada konsistensi, sesekali berlaku di luar kendali

b. Jembatan hidung:
  • Jembatan hidung sempit, dangkal, cekung: kurang mampu karena ambisi melebihi kemampuan
  • Jembatan hidung lebar: mempunyai cadangan kekuatan yang besar
  • Jembatan hidung lebar (+ mata terpisah jauh): loyal
  • Garis horisontal di antara jembatan hidung atau di antara alis mata atau di antara keduanya: keras kepala
  • Jembatan hidung datar, rendah: santai, mudah bergaul, tidak mudah merasa jengkel, memiliki cadangan energi yang kecil, kemampuan berprestasi kurang
  • Jembatan hidung sangat datar: menghargai kedamaian dan ketenangan, berusaha menghindari timbulnya masalah, sangat mudah bergaul, terlalu merendahkan diri
  • Jembatan hidung tinggi, naik: mengerahkan energi untuk mencapai tujuan dan ambisi

c. Bentuk:
  • Panjang: berhati-hati, tidak mudah terpengaruh, peduli sesama, selalu gelisah
  • Panjang, sempit: bergerak di bidang seni, senang melucu
  • Sangat panjang, besar, atau cekung: gejala penyakit sembelit
  • Hidung menuju ke bawah, sangat panjang: perunding yang handal, pandai bisnis, cenderung mengutamakan kepentingannya sendiri
  • Tebal di tengah (dilihat dari depan): keras kepala, kurang mampu karena ambisi melebihi kemampuan
  • Besar, tinggi: cepat mengambil keputusan
  • Pesek: kurang spontan dalam bereaksi, lambat mengambil keputusan, lembut hati, kurang tegar
  • Besar: pencetak uang, mempunyai daya akal
  • Pendek: bahagia, alamiah
  • Pendek, besar, pesek: tanda peringatan agar tidak mengambil risiko, sulit mengumpulkan kekayaan
  • Pendek, mancung: bersahabat, pandai menjaga rahasia, teliti, lamban menghadapi masalah kehidupan
  • Runcing ke bawah: tidak bisa diandalkan, kejam
  • Hidung Romawi (tinggi dan menonjol): menunjukkan semangat dan keputusan, mempunyai bakat di bidang usaha, terampil negosiasi & transaksi yang menguntungkan, kekuatan, energi, vitalitas
  • Tipis, menyudut: dingin
  • Kecil: hasrat seks biasa, ketergantungan pada orang lain, pemalu, pendiam
  • Kecil, menengadah: ramah, bersahabat, sering memiliki tujuan yang tidak jelas
  • Lebar: ekspresif, sikap jahat
  • Lebar (+ lubang hidung lebar): penis kuat tetapi stamina kurang
  • Besar, lubang hidung lebar, puncak hidung naik: penis melengkung tanpa daya kekuatan
  • Bengkok: kuat, agresif, mempunyai pandangan ke depan, tidak peduli jika menyinggung perasaan orang lain, ingin menguasai
  • Amat lebar, bulat: sangat hangat dan ramah
  • Tipis: mudah tersinggung
  • Tipis, bersudut, tampak keras: dingin, tidak ramah
  • Tipis, lancip: pencemburu, mudah tersinggung
  • Lurus: disiplin, bermetode
  • Cekung: menggemaskan (wanita), kurang gigih, pengecut, pasif
  • Kecil dan ramping kedua sisinya, jembatan hidung sempit, lubang hidung ‘tertutup’: cemas, was-was, lemah, menganggap dirinya tidak ada
  • Pesek/pendek, namun mancung dan membentuk sudut kurang dari 30 derajat pada pangkalnya: kurang percaya diri, rendah diri
  • Runcing: suka menonjolkan diri
  • Melengkung seperti pancing: memiliki keinginan kuat, independen (tidak tergantung pada orang lain), sukses di usia pertengahan, teliti, agak konservatif
  • Bengkok dan melengkung seperti burung elang: kejam
  • Bengkok meruncing dengan ujung sangat lancip: sifat buruk, suka berkhianat, akan menyerang bila terpojok, lemah secara emosional
  • Bengkok: mempunyai dorongan besar untuk menipu, berbohong, curang, ditakuti, suka iri hati
  • Luar biasa lebar, menggembung di kedua sisinya dengan ujung yang gemuk dan menggembung: angkuh, suka mendebat, tidak sabaran
  • Besar (panjang, lebar), lubang hidung besar, cuping lebar, sisinya tinggi, besar ujungnya: berlagak bos, suka bertengkar, suka mencampuri urusan orang lain
  • Belahan/lekukan di tengah hidung yang berasal dari ujung hidung: tidak ada konsistensi (misal memesona di suatu saat, namun tidak menyenangkan di waktu lain)
  • Menengadah: suka bergaul, keras kepala, kurang menghargai orang lain
  • Bagian hidung tengah cekung: mampu menyerahkan diri secara total dalam aktivitas sosial
  • Garis puncak tengah hidung cembung: mempunyai pandangan ke depan, konsentrasi baik
  • Garis puncak tengah hidung cembung, jembatan rendah dan tebal, sisi hidung tebal, garis hidung menonjol: mampu memimpin, naluri tajam, penuh perhitungan
  • Garis hidung lurus (ke bawah puncak hidung): pengelola yang baik, pikiran teratur
  • Daerah antara ujung hidung dan alis mata (zona tengah) baik (lebih panjang dari zona atas): ramah, suka bergaul
  • Hidung tinggi, bertulang hidung tipis menonjol (sepanjang hidungnya), dan berlubang tipis: menyukai kesendirian, kesepian pada usia paruh baya
  • Daerah yang sangat datar di antara tepi hidung dan tulang pipi: menyukai kesendirian, kesepian pada paruh baya
  • Apabila dipandang lurus dari depan, bagian terlebar dari hidung adalah bagian tengahnya: keras kepala
  • Tulang hidung tinggi dan runcing: keingintahuan yang besar
(Djulianto Susantio, dari berbagai sumber)

Alisku, Karakterku


Menunjukkan: kreativitas, berpikir, berbicara, martabat, tabiat, reputasi, kemashuran, perasaan, daya tarik, seksualitas, temperamen, batin, ujung depannya berhubungan dengan kemauan, sementara ujung belakangnya bersangkutan dengan perasaan


a. Panjang, pendek, tebal, lurus, tipis, lebat:

Dimulai dari jembatan hidung hingga ke sisi dahi depan: menunjukkan tingkat pemikiran lateral atau kemampuan memecahkan masalah
  • Berat: kekuatan besar
  • Lurus: sifat eksekutif, prestasi tinggi
  • Pendek: sifat spontan, sulit berkonsentrasi
  • Pendek, tidak rapi (terutama bila tumbuhnya lebat): tidak ada konsistensi, berlaku di luar kendali
  • Sangat pendek (kurang dari 4 cm): watak pemarah
  • Tebal: mampu mengalami orgasme yang luar biasa, tenaga luar biasa, berhasil dalam karir karena taktik mendikte
  • Tebal tunggal (di atas pangkal tulang hidung): konsentrasi tinggi, pencemburu
  • Tebal dekat hidung, menipis di ujung: lebih berbahagia di hari tua daripada di masa muda
  • Sangat tebal, lebat, ikal: biadab, kejam
  • Panjang, lebat, menonjol ke depan seperti sapu: mudah kesal, tidak ramah
  • Lebat: jujur
  • Sangat lebat: otoriter, egois, diktator
  • Tipis: seksama
  • Terlalu tipis: terlalu berhati-hati

b. Lurus, melengkung, menanjak, melandai:
  • Lurus: sensitif, estetis, aktif tapi tidak teliti
  • Melengkung: imajinatif, ramah
  • Melengkung seperti busur (mengecil di ujung-ujungnya): selalu ingin tahu
  • Melengkung tipis: pemerhati
  • Melengkung sangat curam: daya konsentrasi buruk/terbatas
  • Melengkung alami seperti bulan baru: menikmati kepuasan seks
  • Menanjak tajam: ingin bertanggung jawab, sulit menjadi majikan (lebih baik sebagai karyawan)
  • Bergerak naik dari jembatan hidung: merupakan penilaian yang baik
  • Naik tajam pada awalnya: mudah mengesampingkan masalah, terlalu mudah percaya
  • Melandai di tengah-tengah dan tidak terus melengkung naik: mudah tertipu

c. Bentuk alis:
  • Keriting: cara berpikir tidak sistematis
  • Fleksibel, luwes, lentur: luwes, mudah menyesuaikan diri, kreatif
  • Sangat runcing dan berbentuk segitiga: sangat tegas (misal Ho Chi Minh)
  • Berbentuk bumerang: sangat tegas (misal Ayatollah Khomeini)
  • Rambut alis amat halus: bernaluri tajam dan cerdas
  • Sempit: bernaluri tajam dan cerdas
  • Cekung (bertumpu pada tulang yang melekuk ke dalam): kurang energi, mudah lelah, memerlukan banyak istirahat
  • Semakin menipis: gejala ginjal/kandung kemih
  • Berbentuk segitiga: egois, tegas
  • Tidak rapi: daya konsentrasi buruk/terbatas
  • Awalnya rapi (di dekat hidung) lalu berubah menjadi tidak rapi di sekitar pertengahan alis mata, dan berakhir tidak beraturan pada ujungnya: tidak bertanggung jawab
  • Rapi dan teratur: mengungkapkan stamina tinggi, kemauan besar, semangat tinggi
  • Lebih pucat daripada rambut di kepala dan jarang: tidak mampu melihat ke depan
  • Satu lebih tinggi daripada yang lainnya: kaya imajinasi, banyak gagasan, tetap berpijak pada dunia nyata, kurang mampu karena ambisi melebihi kemampuan
  • Bagian tengah menyudut tajam: lebih suka menjadi bos bagi diri sendiri, paling cocok bekerja mandiri
  • Kesenjangan besar di antara mata dan tengah-tengah alis: batal dipromosikan
  • Bertemu atau tumbuh rambut di antara kedua alis mata: suka iri hati
  • Tumbuh ke bawah: bersikap aneh
  • Daerah melekuk ke dalam di antara kedua alis mata: malas, karena mereka tidak menggunakan kekuatan mentalnya dengan baik
  • Bersambung: malas, tidak menggunakan bakat berpikir, konsentrasi tidak merata
  • Tonjolan atau tulang yang lebih tinggi di bawah alis mata: bernaluri tajam dan cerdas
  • Akar alis nyata: menunjukkan semangat dan keputusan
  • Bagian di antara kedua alis bergelombang permukaannya: sulit memaafkan
  • Timbul sedikit bulu di daerah tersebut: sulit memaafkan
  • Berkerenyit atau berbentuk tanda cawang: sifat buruk, kejam, suka marah
  • Akar alis terlihat jelas karena alis tumbuh atau mengarah ke suatu arah secara jelas: sifat agresif, suka bertengkar, bersifat bos
  • Sebuah garis/lipatan vertikal dari bawah alis ke tengah dahi dan baru berakhir di garis batas rambut: pemarah, terluka, pemberontak, suka merajuk
  • Bersambung atau pangkal hidungnya berbulu lebat: iri hati, cemburu, sensitif, sulit memaafkan, cenderung menaruh dendam, selalu mencari kesempatan untuk membalas dendam
  • Sering memainkan alis: kreatif, artistik
  • Ujung alis lurus (berakhir di dekat telinga): keras kepala
  • Ujung kedua alis (yang paling dekat dengan pinggir kepala) naik: impulsif, cenderung bertindak secara mendadak
(Djulianto Susantio, dari berbagai sumber)

Dahiku, Karakterku


Dahi konon menunjukkan kecerdikan, budi pekerti, dan intelektual seseorang. Ingat Pak Habibie yang dahinya lebar? Beliau seorang profesor, pintarnya bukan main. Apakah dahi lebar selalu menunjukkan kepintaran, silakan simak saja uraian berikut.


a. Lebar, licin, tinggi, sempit, rendah:

  • Lebar: pandai, praktis, idealisme tinggi, kaya gagasan
  • Lebar, tinggi: toleran, bisa menerima masukan orang lain
  • Lebar, dalam, bulat mulus: kreatif, artistik
  • Lebar, dalam, bulat, licin: memiliki kemampuan, ingatan baik, berinisiatif, logis, cerdas, mudah menyerap ilmu
  • Sangat lebar, dalam, licin, bersih: intelek, aktif, gesit, minat besar dalam aktivitas seksual
  • Licin (+ dagu runcing dan sempit): pandai mencari gagasan, tetapi kurang pandai menerapkannya
  • Licin, tanpa garis atau alur: kehidupan lancar, hampir tidak pernah menghadapi masalah
  • Licin, melandai tajam dari garis rambut ke ketinggian alis mata: sifat spontan, sulit berkonsentrasi
  • Sangat licin: optimis
  • Sempit: sulit mendapatkan maksud dan tujuan, banyak rintangan dan kendala
  • Tinggi, sempit: selalu ingin tahu, selalu berpikir analitis/logis
  • Tinggi, dalam, bulat: idealisme tinggi, pertemanan yang kuat
  • Tinggi, licin, lebar, dalam, bebas cela: sangat cerdas, IQ tinggi
  • Rendah: praktis, to the point
  • Rendah, garis rambut rendah: banyak rintangan dalam kesuksesan karir
  • Datar: pragmatis, konsentrasi tinggi
  • Terlalu besar: pemimpi, perlu kerja keras untuk merealisasikan gagasan
  • Tertekan ke dalam (dahi terbang): tidak sabaran, spontan, prospek bagus dalam bisnis, pekerja keras, hati-hati, (+ alis mata tebal): mudah marah, ambisisus, spontan
  • Lancip: intelegensi tinggi, keberuntungan yang bagus

b. Zona:
  • Zona atas (antara garis rambut hingga alis) melebar di sepanjang garis rambut: mempunyai kemampuan berkata-kata, bakat menulis
  • Zona atas lebih panjang daripada salah satu daerah lain di kepala: introver, sulit mengembangkan hubungan pribadi yang akrab
  • Seperti bayi (menonjol di zona atas): cenderung mengintelektualkan situasi, kondisi, dan peristiwa sederhana sehingga melumpuhkan proses pengambilan keputusan mereka, menyumbat kemampuan mereka berpikir secara logik dan nalar, tidak matang, serta suka ngambek
  • Lebih panjang dari zona tengah: ketidakmampuan mengambil keputusan yang menahun dan sifat mengalah
(Djulianto Susantio, dari berbagai sumber)

Rambutku, Karakterku

Rambut dipercaya mewakili ukuran dari isolasi, daya tahan, dan kekuatan diri seseorang. Makin lebat rambut berarti makin kuat daya tahan tubuhnya. Selengkapnya, silakan simak karakter Anda berdasarkan fisiognomi dari beberapa negara di bawah ini.

  • Hitam sekali: pantang menyerah, tidak gampang putus asa, disukai banyak orang
  • Hitam lemas: tulus hati namun pikirannya mudah berubah
  • Hitam berkilau: suka ilmu pengetahuan, sabar namun tegas
  • Hitam agak ikal: mudah terpengaruh, namun berotak cerdas
  • Lemas agak halus: mudah terserang penyakit, agak bebal
  • Agak kemerahan: kelakuannya tidak bisa diduga, tidak suka hidup teratur
  • Jarang: tidak pandai menyimpan uang, keras kepala
  • Kaku: pantang menyerah, tegas, berani
  • Lebat: pandai bicara, banyak akal

FISIOGNOMI BARAT
  • Menutupi pelipis: kurang penalaran dan logika
  • Garis rambut yang bulat mulus: mudah diajak bergaul dan didekati
  • Garis rambut yang membentuk ujung “V” di tengah-tengah dahi: kurang ramah, sering mengeluarkan uang untuk bersahabat (misal menraktir nonton)
  • Berbentuk “M”: ingin memberi dan menerima secara sederhana, sensitif
  • Bergerigi, berambut “V” tajam: kurang percaya diri, rendah diri
  • Garis batas rambut yang bergerigi/tidak rata: pemarah, terluka, pemberontak, suka merajuk
  • Lembut dan bersinar: sensitif, rentan, karakter halus, berpikiran tajam, pengecut
  • Lebat dan kaku: berani, daya tahan bagus, intelektual kurang, mempunyai daya penyembuh, menyukai tantangan
  • Hitam: kuat, berani
  • Merah: emosional, kurang bisa dipercaya

FISIOGNOMI TIONGKOK
  • Hitam kelam, tebal: memiliki kualitas hidup bagus
  • Tipis, hitam: penuh gairah
  • Kemerah-merahan: kehidupan menyenangkan
  • Lebat, kasar: miskin
  • Merah: bisa menjadi pemimpin

FISIOGNOMI SURIAH (KHUSUS WANITA)
  • Tidak bisa tumbuh panjang: suka pada percintaan muluk, tetapi sering mengalami kegagalan.
  • Tebal (banyak rambut): bakal mengalami dua kali pernikahan.
  • Kasar dan kaku: tidak begitu simpatik, suka bawa caranya sendiri.
  • Wangi: bakal dapat jodoh seorang mulia.
  • Tumbuh bagus dan mengkilap: tanda peruntungan bagus.
  • Amat sedikit, badan gemuk: bakal mendapat banyak rintangan dan kejadian yang menjengkelkan.
  • Terlalu banyak, badan kurus: bakal menikah dua kali.
  • Cepat beruban: akan berpisah dengan sanak keluarga ke lain tempat atau bakal mengalami dua kali perjodohan.
  • Keriting: suka pada soal percintaan, akan cepat mendapat jodoh terlebih kalau wajahnya cantik.
(Djulianto Susantio, dari berbagai sumber)

Wajahku, Karakterku


Karakter, keberuntungan, dsb bisa dilihat dari wajah seseorang. Makanya ada ilmu yang namanya membaca wajah atau face reading. Wajahku, karakterku, itu kata orang. Hoki ada di wajah, kata yang lain. Boleh baca tulisan berikut, iseng-iseng sambil menghibur diri.


Wajah golongan tipe kurus: Rata Penuh
Ciri: wajah memanjang, berdaging tipis, badan relatif kurus, dan struktur tulang kecil.

Dalam bekerja lebih mengutamakan kemampuan otak daripada otot. Jika mengandalkan tenaga akan menemui banyak kegagalan. Cocok bekerja sebagai perancang, seniman, programer, analis, dokter, ahli hukum, peneliti.

Percintaan: pria lebih suka pada perempuan yang lebih tua, perempuan tampak anggun.
Sifat: perasaan peka, kreatif, otoriter, radikal, keras kepala.


Wajah golongan kekar:

Ciri: wajah persegi, guratan atau garis wajah jelas, struktur tulang kekar, banyak urat yang tampak.

Bersifat jujur, setia, bertanggung jawab, tidak diplomatis, bertekad kuat, pantang menyerah, cenderung emosional. Cocok bekerja sebagai montir, teknisi, berniaga, tentara, politisi, pertambangan, petani, karyawan.

Percintaan: tidak terlalu romantis, tidak suka dirayu (perempuan), tidak terlalu rewel, tidak pemilih, bukan tipe penuntut. Dalam menghadapi cobaan akan lebih tabah.


Wajah golongan gemuk:

Ciri: penampilan fisik berwajah bulat, berbadan gemuk, sedikit lamban.

Biasanya ramah, pandai bergaul, dermawan, suka mengurus diri, menikmati hidup, hidupnya tidak selalu terprogram. Cocok menjadi pengusaha sandang pangan, restoran, guru, perawat, peternakan.

Percintaan: relatif penyabar, cinta keluarga, tidak mau menyusahkan orang lain. Kurang memiliki daya juang, lebih suka pasrah terhadap nasib yang menimpa.


Mengetahui karakter bisa juga dari warna wajah:

  • Berwarna putih: tidak pandai menyimpan perasaan, tidak dapat memegang rahasia
  • Kemerah-merahan: punya semangat tinggi, suka bekerja keras
  • Kehitam-hitaman: cepat tersinggung, mudah putus asa
  • Putih agak kekuningan: agak dusun, agak cuek, tidak punya pikiran tetap
  • Merah tapi halus: kurang inisiatif, kurang begitu cerdas
  • Putih kemerahan: kelakuannya tidak dapat diduga, suka selingkuh
  • Pucat agak berminyak: hidupnya selalu menderita, kurang bahagia

Nah, kalau menurut fisiognomi Barat, tapi khusus pria begini:
  • Bulat: beruntung, suka bergaul, sosial
  • Besar, tidak proporsional: tidak beruntung

Menurut fisiognomi Barat lainnya dan fisiognomi Tiongkok, karakter seseorang bisa dilihat dari bentuk wajah dan beberapa ciri lainnya:

a. Bentuk:
  • Persegi (sama lebar, sama dalam, sama panjang): reflektif, suka merenung, mengetahui kapan harus bertindak dan kapan harus berhenti
  • Berbentuk ember: pikiran teratur, mempertimbangkan pilihan dengan seksama, kemauan dan kemampuan besar untuk mempengaruhi orang lain
  • Bulat dengan garis rambut melingkar: percaya pada mistik
  • Bagian terlebar di antara kedua tulang pipi: kemauan keras, berhasrat besar untuk mencapai target
  • Sempit dengan mata, hidung, dan mulut besar: tidak bisa diandalkan, mudah dikuasai, tidak punya kekuatan, tidak mampu berkonsentrasi
  • Jika ditambah berwajah oval atau berdagu runcing: keadaan akan semakin buruk
  • Bulat seperti bayi: mudah merasa bosan
  • Besar (+ leher tebal): vulva besar
  • Persegi (+ mata, mulut, hidung yang besar): sangat energik, tidak mudah lelah
  • Berbentuk wajik, bagian dahi dan dagu lebih sempit (berdagu lancip), tulang pipi melebar: menderita akibat prasangka yang tidak tepat, cenderung diremehkan
  • Beku (+ berwarna kulit pucat): sensitif, mudah merasa terhina, tidak punya rasa humor
  • Mirip segitiga (berdagu lancip, berdahi lebar/tinggi): selalu curiga, jarang percaya orang lain
  • Berbentuk sangat persegi: suka mengambil keuntungan dari orang lain
  • Tidak beraturan: berhati-hati
b. Rupa-rupa:
  • Sering memerah: kurang berkuasa, pencemas, tidak mampu mempengaruhi keputusan
  • Lurus memandang ke depan: dominan, penuh percaya diri
  • Zona tengah (alis mata sampai ujung hidung) lebih panjang daripada zona atas atau zona bawah: ramah, mudah bergaul
  • Berpaling ke kanan: lebih berhasil di bidang matematika dan ilmu pengetahuan
  • Berpaling ke kiri: lebih cocok di bidang klasik dan kemanusiaan, lebih menonjol di bidang ekspresi verbal dan penalaran
  • Otot berwajah tegang: bersedia berhubungan seks
  • Tulang wajah sangat nyata, persegi, bertulang pipi, rahang dan hidung menonjol: militan, dengki, suka kekerasan
(Djulianto Susantio, dari berbagai sumber)

Senin, 23 Maret 2009

Tasseografi: Ramalan Daun Teh

Biasanya teh dikonsumsi sebagai minuman segar, penambah gairah, atau membantu pencernaan. Banyak penelitian medis menunjukkan teh bermanfaat untuk kesehatan. Namun jarang orang mengetahui bahwa sebenarnya teh bisa dijadikan sarana untuk mengetahui peruntungan seseorang.

Membaca daun teh atau tasseografi merupakan bentuk meramal yang populer pada abad lalu. Kemungkinan besar tasseografi berasal dari Tiongkok kuno. Konon masyarakat di sana dulu terbiasa untuk meramal dari lonceng dan cangkir teh yang tak bergagang. Bila dibalik, cangkir tersebut sangat mirip dengan lonceng kecil. Dari situlah cangkir teh dikaitkan dengan ramalan lonceng. Pola yang terbentuk oleh daun teh di dalam cangkir, kemudian dipandang mempunyai arti nujum (Misteri Masa Depan Anda, 1993).

Tasseografi pada abad ke-19 dianggap cara meramal yang paling mudah dan murah. Soalnya, yang dibutuhkan hanyalah sebuah cangkir dan beberapa lembar daun teh basah bekas menyeduh teh. Jadi tidak perlu biaya karena ampas teh itu memang untuk dibuang, bukan untuk disimpan.

Dalam buku karangan Albert Cheng, Tong Sing (2001) dikatakan, rantai kejadian yang tidak disadari atau rangkaian sebab-akibat yang menyebabkan beberapa lembar daun teh basah terkumpul di dasar cangkir, sebenarnya tidak ada hubungannya dengan mata rantai kejadian yang menentukan nasib seseorang, termasuk nasib orang yang menggunakan cangkir itu. Jadi pesan mistik yang didapat dari bentuk daun teh di dasar dan sisi cangkir hanyalah hasil dari keahlian dan imajinasi si peramal. Karena itu, kata Cheng, tasseografi haruslah dianggap sebagai seni hiburan, lain tidak.

Di awal 2007 tasseografi cukup dikenal di Indonesia, ketika SCTV menayangkan program “Panorama Pagi”. Dalam acara tersebut hadir peramal tasseografi seminggu sekali secara interaktif. Namun setelah program tersebut menghilang, nama tasseografi kembali tenggelam.


Cangkir

Yang dibutuhkan untuk tasseografi hanyalah teh yang daunnya besar, agar mudah dilihat. Juga cangkir putih polos, karena daun teh dan polanya sulit dilihat kalau cangkirnya gelap atau berwarna. Selain itu, cangkir harus mempunyai mulut yang lebar dan tepi yang landai.

Orang yang mau diramal harus minum dari cangkir teh itu dan menyisakan hanya sedikit air teh pada dasar cangkir agar daun teh dapat diputar. Secara tradisional, si penanya memegang gagang cangkir dengan tangan kiri dan memutar daun teh searah jarum jam sebanyak tiga kali. Ini untuk memastikan bahwa sisa cairan mencapai tepi mulut cangkir. Si penanya lalu membalikkan cangkir di atas tatakan dan membiarkannya selama tujuh hitungan.

Setelah ada yang tumpah, cangkir itu dibalikkan lagi dengan gagang menghadap si penanya. Yang pertama dilihat adalah banyak sedikitnya daun teh yang terdapat pada dasar. Bila daunnya banyak, berarti kehidupan akan memuaskan. Daun yang hanya sedikit berarti pribadi yang disiplin dan rapi. Begitulah antara lain cara menafsirkannya.

Sebagian peramal menganggap bahwa peristiwa di masa lalu tampak dari simbol di sebelah kiri gagang, sementara masa mendatang tampak di sebelah kanan. Sedangkan indikasi waktu diperlihatkan oleh posisi vertikal cangkir, dengan peristiwa masa kini tampak dekat tepi mulut dan yang terjadi dalam waktu agak lama tampak dekat bagian bawah.

Banyak tanda dalam tasseografi membutuhkan imajinasi dan intuisi untuk mengartikannya. Misalnya, menurut penelaahan pakar tasseografi kuno, gambar panah kecil menunjukkan “hubungan asmara yang menyenangkan”. Sebaliknya, panah besar berarti “hubungan asmara yang luar biasa”.

Bagaimana bila orang tidak suka teh? Tentu saja boleh dipakai sarana lain, misalnya kopi. Bahkan, masyarakat Romawi pernah menggunakan ampas dari minuman anggur mereka.

Ada pula yang memakai cara-cara lain untuk menghasilkan simbol-simbol yang mirip daun teh. Sekitar abad ke-19 kaleng atau tembaga dilelehkan dan diteteskan ke dalam air dingin untuk menghasilkan bentuk tertentu. Cara ini disebut molybdomancy.

Alternatif yang lebih aman dari logam adalah lilin. Pada ceromancy lilin yang dilelehkan dibiarkan menetes pada piring datar berisi air dingin. Kemudian dari bentuk-bentuk yang dihasilkan itu dibuatkan ramalan. Ceromancy sangat populer pada abad ke-18, terutama di saat surat-surat direkatkan dengan lilin.

Memang, tasseografi dan sejenisnya sering kali membingungkan karena gambar atau simbol yang meragukan. Untuk itu, dibutuhkan akal dan kreativitas. Di mancanegara ramalan tasseografi cukup populer hingga kini.***

Djulianto Susantio
Pemerhati Seni Oriental, di Jakarta

Jumat, 20 Maret 2009

Mengenali Sifat dan Karakter Lewat Wajah


Oleh Djulianto Susantio

Ketika bermaksud menjalin hubungan, langkah pertama yang diambil seseorang biasanya adalah mencari informasi seperti apakah sifat dan karakter mitranya itu. Mengetahui sifat dan karakter tentunya sangat penting. Salah menilai, bisa jadi keberuntungan menjauh, malah kegagalan yang didapat.

Penampilan luar mungkin oke, tetapi bagaimana penampilan dalam? Tidak dimungkiri, penampilan luar sering menjebak. Seperti kata pepatah "serigala berbulu domba", dari luar kelihatannya baik, namun ternyata hatinya kotor.

Banyak usaha yang dilakukan orang untuk memahami karakter calon kekasihnya, calon mitra bisnisnya, atau calon karyawannya. Salah satu upaya itu adalah melalui pembacaan karakter wajah. Melihat wajah merupakan cara yang paling aman dan cepat, karena wajah merupakan anggota tubuh yang biasanya pertama kali dipandang.

Lagi pula untuk melihat wajah seseorang, kita tidak perlu meminta izin dari yang bersangkutan. Berbeda misalnya jika kita ingin mengorek sifat dan karakter seseorang lewat garis tangan (palmistri) atau tulisan tangan (grafologi), kita harus berhubungan langsung dengan yang bersangkutan.

Karena berfungsi untuk mengamati "bagian luar dan dalam" seseorang, maka melihat wajah sering kali dianggap sebagai ramalan. Ramalan melalui wajah sebenarnya telah dilakukan orang sejak ribuan tahun lampau. Ada dugaan, ramalan wajah mula pertama muncul di Tiongkok dan India, kemudian dikembangkan dan dipopulerkan di dunia Barat.


Filsafat Praktis

Di dunia Barat, karakter wajah dipelajari lewat ilmu fisiognomi. Ilmu ini dianggap warisan kuno yang luar biasa ampuhnya. Banyak pakar Yunani purba mempelajari fisiognomi untuk menafsirkan berbagai sifat dan karakter melalui berbagai bentuk wajah, warna rambut, anggota badan, dan suara. Karya Aristoteles dan Hippocrates dianggap sebagai bagian dari filsafat praktis paling kuno yang secara sistematis membicarakan fisiognomi itu.

Pada masa klasik, studi fisiognomi lebih bersifat deskriptif. Perkembangan di abad pertengahan kemudian menunjukkan bahwa fisiognomi lebih mengembangkan sisi prediksi dan astrologi, bahkan sering kali masuk ke dalam sisi magis dan mitos. Saat itu, penulis-penulis bangsa Arab banyak memberikan kontribusi pada literatur fisiognomi Barat.

Pada abad ke-18 dan ke-19, fisiognomi digunakan oleh beberapa praktisi sebagai metode untuk mendeteksi kecenderungan kejahatan. Kemudian berkembang frenologi (phrenology), yaitu ilmu yang mempelajari bentuk kepala sebagai indikasi dari mental dan sifat seseorang. Franz-Joseph Gall berdasarkan analisanya secara empiris murni menyimpulkan adanya bentuk-bentuk batok kepala yang dikategorikan sebagai batok kepala "penjahat".

Demikian pula dengan Lambroso. Dia menduga ada hubungan yang erat antara sifat psikopat penjahat dengan ukuran batok kepala. Tahun 1920-an, Edward Vincent Jones, seorang jaksa, bahkan mempelajari fisiognomi untuk mencari indikator karakter penjahat lewat bentuk wajah.

Pada 1960-an, psikolog AS, Paul Ekman, menemukan bahwa wajah adalah instrumen yang sangat efisien untuk komunikasi. Dia pun beranggapan bahwa semestinya ada rumus-rumus yang mengatur cara menafsirkan wajah. "Ada pelajaran-pelajaran fundamental yang bisa dipelajari melalui wajah seseorang," katanya (Seni Membaca Wajah, Roos Woodrow dkk, 2006).

Di zaman kerajaan Romawi, membaca wajah merupakan profesi terhormat. Namun, di Inggris masa Ratu Elizabeth I, ilmu fisiognomi begitu dimusuhi, sampai-sampai Sang Ratu memberi titah, "Siapa saja yang menguasai ilmu fisiognomi atau 'imajinasi fantastik', harus ditelanjangi separuh dada dan dicambuk sampai tubuhnya babak belur," (Membaca Karakter Lewat Wajah, Lailan Young, 1997).


Senyum yang Sopan

Umumnya literatur-literatur fisiognomi yang beredar, didasarkan pada metode analisa karakter Barat yang mempertimbangkan masalah ciri-ciri fisik dan tingkah laku. Di India, pengetahuan fisiognomi seluruhnya bersumber pada kitab-kitab kuno, seperti Purana dan Samudrik Shastra.

Banyak ciri fisik wajah seseorang, termasuk bagian tubuh lain, digambarkan lewat syair-syair klasik masa Hindu, seperti dalam kitab kuno Ramayana. Sinta, misalnya, dikatakan wanita yang sempurna karena memiliki rambut yang bagus, lembut, hitam, dan seragam. Ini didukung alis mata yang tidak bertemu, gigi yang berjarak rata, serta tulang pelipis dan mata yang simetris dan berbentuk bagus. Ditambah kulit yang bercahaya dan senyum yang sopan, jadilah apa yang dimiliki Sinta itu menjadi pedoman fisiognomi India sampai sekarang.

Sedangkan suami Sinta, Rama, digambarkan memiliki wajah yang menyenangkan, leher berbentuk seperti siput, tulang lehernya sangat terbenam dalam daging dan tidak terlihat. Sementara sudut matanya mempunyai corak kemerah-merahan, suaranya dalam dan berbunyi seperti genderang. Dikatakan pula, roman muka Rama gagah berani, kulitnya halus, serta bagian da- ri tubuhnya simetris dan mempunyai tanda-tanda yang ba- ik (Menguak Rahasia Tubuh, Ashok Girish Mukherjee, 2006).

Meskipun setiap ciri-ciri fisiognomi yang beragam itu penting, tapi wajah dipandang yang paling utama dari semuanya. Wajah merupakan bagian dari anggota tubuh yang paling mudah diamati karena terlihat langsung dari luar.


Membaca Wajah

Di Tiongkok, seni membaca wajah sudah dikenal sejak zaman Confucius atau Konghucu. Namun, saat itu membaca wajah bukan untuk kepentingan ramalan, tetapi digunakan oleh para tabib sebagai alat bantu mendiagnosis suatu penyakit.

Praktik pembacaan wajah muncul pertama kali pada abad ke-6 SM. Dibandingkan metode Barat dan India, seni pembacaan wajah cara Tiongkok sangat rumit. Seorang pembaca wajah terlebih dulu harus mengklasifikasikan bentuk-bentuk wajah secara individual dengan menilai warna, ukuran, serta kecacatan tertentu pada areal wajah. Pada dasarnya, wajah dibagi menjadi 130 area. Setiap area merupakan situasi umur dan kehidupan tertentu. Dengan mengamati lima elemen siklus produktif dan destruktif (kayu, api, tanah, logam, air) dan teori yin-yang, maka seorang pembaca wajah yang terampil mampu memprediksi kejadian tertentu, mendiagnosa penyakit, atau memahami kepribadian seseorang.

Selain itu, wajah mencakup Dua Belas Istana, yakni daerah-daerah berbeda di seluruh wajah; Tiga Belas Posisi memanjang dalam satu garis dari dahi ke dagu; Dua Belas Cabang Bumi yang membentuk sebuah lingkaran di sekeliling wajah; dan Tiga Daerah Wajah berikut Lima Gunung dan Empat Sungai (Seni Membaca Wajah dan Garis Tangan, Man-Ho Kwok, 2002).

Dalam ajaran Feng Shu Tubuh, wajah dibagi menjadi tiga bagian, yakni bagian pertama (dahi ke alis), mewakili langit; bagian kedua (alis ke ujung hidung) mewakili manusia (orang itu sendiri), dan bagian ketiga (ujung hidung ke dagu) mewakili bumi. Keadaan yang ideal adalah langit, manusia, dan bumi berada dalam keselarasan sempurna (Body Feng Shui, Chao-Hsiu Chen, 2003).

Pada dasarnya, pakar yang telah berpengalaman mampu menganalisa wajah seseorang dengan cepat dan akurat. Lewat wajah, kita dapat mengetahui kesombongan, keramahan, nasib, hasrat seksual, kejujuran, ambisi, kreativitas, kesehatan, ketekunan, kekejaman, dan lain-lain watak dari seorang manusia. Nah, jangan heran kalau ada orang yang menatap wajah Anda berlama-lama dengan serius. Mungkin dia sedang menganalisa sifat dan karakter Anda.

Penulis adalah Pemerhati Seni Oriental

(Sumber: Suara Pembaruan, Minggu, 16 Maret 2008)

Rabu, 18 Maret 2009

Mengenal Karakter Manusia melalui Enneagram


Oleh: Agus Wiyanto


Dalam dunia kerja, kesuksesan yang diraih tidak tergantung pada faktor kecerdasan intelegensi saja. Ada banyak faktor di dalamnya yang saling menunjang, seperti kestabilan emosi, daya tahan terhadap stress (tekanan), motivasi untuk berprestasi, dan tak kalah penting adalah mempunyai gambaran diri yang sehat, dapat mengenal dan menerima secara positif diri sendiri.

Sebagai makhluk yang unik, dan tiada duanya di dunia ini, tiap orang perlu mengenal diri secara utuh. Apa yang menjadi kekuatannya, didorongnya agar berkembang seoptimal mungkin, diasah seperti menggosok pasir hingga menemukan butiran mutiaranya, dan berusaha keras meminimalkan apa yang menjadi kelemahan dan kekurangan dirinya, supaya tidak menjadi penghambat dalam berkarya.

Enneagram merupakan salah satu alat yang dapat dipergunakan untuk mengenal diri sendiri, dan memahami orang lain, sehingga dapat menjalin relasi yang tepat sebagai suatu tim kerja.

Enneagram merupakan sebuah model pengenalan kepribadian yang bersumber dari psikologi timur. Disebut enneagram karena terdiri dari 2 kata "enneas" yang dalam bahasa Yunani berarti "sembilan" dan "grama" atau tulisan.

Enneagram berarti ada sembilan pantulan wajah yang menujukkan sembilan jenis karakter kepribadian manusia. Masing-masing karakter memiliki energi positif yang dominan, dan tidak menujukkan satu karakter lebih baik dibandingkan karakter yang lainnya.

Konsep enneagram ini didasarkan atas nilai-nilai positif dalam psikologi sehingga pengenalan diri dengan metode ini tidak membuat seseorang merasa terpojok manakala ia harus membuka siapa dirinya, dan tidak menilai orang lain dengan sudut pandang hitam putih, karena tiap karakter tentu akan dapat dikembangkan dengan lebih baik lagi.


Asal Mula

Bukti sejarah menunjukkan enneagram sudah dikenal dalam peradaban Asia Tengah. Ditemukan di Babylonia 2.500 BC yang sudah dipakai untuk menggeluti adanya perbedaan karakter manusia, lalu pernah digunakan oleh kaum Sufi untuk mengelola kelompok yang berbeda karakter di dalamnya untuk menemukan suatu kekuatan dalam tim.

Penggalian serius ennegaram dilakukan George Ilych Gurdijieff (1870-1949), psikolog Armenia yang mengadakan studi mendalam di Tibet dan mempelajari ajaran Timur. Dikemudian hari muridnya, Naranjo mengembangkan lebih lanjut, dan pada tahun 1960 memberikan kursus pelatihan enneagram.

Tahun 1970 kelompok "Yesuit" menerapkan metode ini sebagai pendampingan calon imam dan dipakai dalam pembinaan spiritualitas.



Simbol enneagram berupa sebuah lingkaran dengan sembilan titik geometris yang memilah sembilan tipe dasar manusia dan menentukan perilakunya.


1. Pembaharu

Kekuatan energinya adalah ingin menjadi benar dan bersifat amat perfeksionis dalam melakukan tugasnya. Mulai dari menyusun perencanaan dan persiapan yang baik sebelum melakukan sesuatu, sangat teliti, hati hati dan ingin tampil sempurna dalam seluruh pekerjaan dan tugas yang dimandatkan kepadanya.

Namun biasanya orang dalam tipe ini sering kali menuntut orang lain harus tampil sempurna seperti dirinya, dan cenderung tidak fleksibel dan terlalu dogmatis kepada anak buah. Kelemahannya, sering kali beranggapan bahwa banyak orang yang tidak tahu apa yang harus diperbuat, sehingga menuntut setiap orang berbuat seperti dia.


2. Penolong

Mereka yang masuk tipe ini adalah orang yang energinya tercurah untuk kepentingan orang lain. Ia sangat bersahabat, penuh perhatian kepada orang lain dan rela untuk melayani kebutuhan sesama.

Karunia terbesar yang dimiliki tipe penolong adalah empati yang sangat besar ditujukan kepada orang lain. Tetapi bila dirinya dikritik, karena terlalu mau campur dengan urusan orang lain sering kali, atau bantuannya ditolak dia akan marah.

Kelemahannya orang ini sulit mengatakan tidak kepada orang lain, dan tidak dapat bersikap asertif untuk dirinya. Dalam organisasi tipe ini sangat disukai.


3. Motivator

Biasanya orang ini penuh dengan energi positif untuk mencapai suatu keberhasilan. Orang ini biasanya punya suatu ambisi keras untuk mencapai suatu goal atau target dengan arah sasaran yang sangat jelas.

Sering dalam bekerja tergolong orang yang amat gila kerja dan cenderung kecanduan kerja yang amat terobsesi dengan efisiensi, menentukan target yang tinggi dan bekerja efisien untuk mencapai sukses, kalau perlu memaksa rekannya yang hanya bisa melangkah selangkah, dipacu menjadi dua langkah seperti dirinya. Kalau perlu dia akan mengesampingkan kebutuhan diri dan keluarganya untuk mencapai hasil.

Bagi para bawahan yang tidak terbiasa dengan cara kerja ini, tuntutannya terkadang terasa amat menyiksa, yang menuntut orang lain mempunyai kadar komitmen seperti dirinya. Kelebihan tipe ini adalah rasa optimistis dan keyakinan diri yang besar.


4. Individualis

Mereka adalah orang yang menempatkan keunikan diri dan ingin menonjolkan kreativitas dirinya yang tidak sama dengan orang lain. Dirinya dilihat sebagai insan yang sangat unik dan berbeda dengan yang lainnya.

Dia tidak senang dengan pekerjaan yang sangat rutin dan bersifat biasa saja. Baginya tiap orang harus mempunyai keunikan tersendiri yang menonjol. Dia sering bekerja dengan caranya sendiri yang berbeda dengan orang lain, dan sering kali digolongkan gaya seniman.

Kelebihannya adalah kreatif, intuitif dan punya kepekaan estetis. Kekurangan tipe ini sering menarik diri dengan orang lain, keras kepala dan tenggelam pada pikirannya sendiri.


5. Pemikir

Orang dengan tipe ini biasanya banyak berpikir, selalu menggunakan analisis dalam melakukan tindakan, sikap tegas dalam pengambilan, keputusan, namun sangat miskin dalam pergaulan sosial.

Namun, orang ini bisa menjelaskan dengan logika yang teratur dan baik pengamatannya lebih tajam dibandingkan orang lain, terbuka dan visioner. Kelebihan orang ini berpendirian teguh, mandiri dengan logika yang kuat. Sedangkan kelemahannya sulit diyakinkan, keras kepala, merasa benar dengan pendapatnya.


6. Loyal, Taat

Orang ini amat loyal pada organisasinya, melakukan apa yang seharusnya dengan komitmen yang kuat, pekerjaan dilakukan dengan penuh dedikasi tinggi. Orang seperti ini cenderung taat pada aturan organisasi, bisa dipercaya dalam melakukan tugas, dan jujur.

Kesulitan terbesar adalah jika diajak untuk demonstrasi menentang kebijakan. Orang dalam tipe ini amat loyal terhadap pimpinannya, sehingga ia tidak senang bila ada orang lain yang tidak loyal.

Kelebihannya tipe ini adalah setia, suka membantu, mengerjakan tugas dengan baik, menjaga aturan dan bertanggung jawab, Kelemahan dari tipe ini ialah rasa cemas, khususnya di lingkungan yang baru. Pertanyaan yang selalu timbul dalam dirinya: apakah aku merasa aman?


7. Antusias-Pemimpi

Orang ini yang cenderung bersifat optimistik meskipun menghadapi keadaan yang buruk sekalipun, masih bisa menujukkan canda dan cerianya. Tipe ini dimotivasi oleh kebutuhan merasa gembira dan optimistis dalam hidup.

Menghindari penderitaan dan kesedihan, sehingga merasakan seluruh hidupnya adalah rangkaian pesta yang sangat menggembirakan. Disebut si pemimpi, karena mengabaikan keberadaan masa kini dan asyik merencanakan masa depan.

Dalam pekerjaan dan pelayanan orang tipe ini memotivasi dan menyatu dengan orang lain dengan sudut pandang yang menggairahkan. Orang seperti ini harus dilatih untuk menerima kegagalan sebagai bagian dari hidup yang mesti dihadapi, tiap orang sehingga tidak jatuh pada obsesi keberhasilan terus menerus.

Kelebihannya adalah menyenangkan, spontan, antusias, sedangkan kekurangannya tidak fokus pada satu tujuan, kurang disiplin pada satu bidang.


8. Pemimpin-Pejuang

Orang ini biasanya dikaruniai kekuatan dan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dan memegang teguh keyakinan. Kalau memegang kekuasaan bisa terjatuh dalam sikap otoriter.

Pada satu sisi adalah pejuang keadilan yang membela orang kecil dengan konsisten. Kelebihannya energik, penuh percaya diri, protektif. Sedangkan kekurangannya adalah menguasai dan bisa menjadi agresif dalam perilakunya.


9. Pembawa Damai

Orangnya yang kelihatan selalu tampil tenang, tidak menyukai adanya persaingan, berusaha keras mewujudkan agar lingkungannya tetang dan damai. Dan selalu menghindarti konflik sehingga tampak kadang kadang sikapnya yang kurang tegas.

Ketika kita menyadari siapa diri kita dan dicerahkan oleh sebuah kesadaran, maka kita dapat menerima diri kita secara utuh dan menerima orang lain dengan kaca mata yang positif.

Penulis adalah Rohaniwan Peminat dan Fasilitator Enneagram

(Sumber: Suara Pembaruan, Minggu, 11 November 2007)

Senin, 09 Maret 2009

Fisiognomi Arab tentang Membaca Wajah dan Tubuh


Oleh: DJULIANTO SUSANTIO

Orang yang berperawakan serba sedang (tidak tinggi, tidak pendek, tidak gemuk, dan tidak kurus) dan terluput dari segala cacat yang menunjukkan kejahatan atau kejudesan adalah orang berbudi dan berhati mulia.

Orang yang berperawakan kecil, pendek, roman jelek (lebih celaka kalau rambutnya merah) adalah orang berhati jahat, kejam, judes, palsu, dan dengki. Dia bukan saja tidak mengenal budi, tetapi juga gemar melakukan perbuatan yang tidak senonoh. Dengan kata lain, dia mempunyai batin iblis.

Orang biasanya tertarik dengan wajah ganteng atau cantik. Sebaliknya, membenci wajah buruk atau jelek. Padahal, belum tentu orang berwajah ganteng atau cantik berbudi cantik. Belum tentu pula orang berwajah buruk atau jelek berhati dengki.


KEPALA

  • Besar: bukan seorang pelupa, senantiasa akan mengingat segala apa yang dikerjakan.
  • Kecil: budinya sangat tipis, pendiam.
  • Sedang: budinya cukup, berhati mulia.

RAMBUT
  • Kasar: tabah, pemberani.
  • Halus dan lemas: pengecut, tidak mengenal malu.
  • Sedang dan mengembang bakung (berombak-ombak tetapi bukan keriting): mengenal budi, setia, bisa pegang janji.
  • Hitam: sabar, berpengetahuan luas, pegang janji, tidak akan meninggalkan temannya yang mengalami kesusahan, suka keselamatan dan ketenangan.
  • Kuning: tidak berbudi, berangasan.
  • Hitam dan tumbuh bulu halus di antara rambut: berbudi, bisa pegang janji, tidak takabur, tidak mau menyusahkan orang lain.

DAHI

  • Kecil: tidak mempunyai kebajikan.
  • Lebar: bengis, tidak maluan hati.
  • Sedang: berbudi, berperikemanusiaan, suka mengalah.
  • Berkerut-kerut melintang di antara alis: suka memikirkan hal-hal yang sukar.
  • Berkerut-kerut malang di sebelah atas alis: jujur, setia, berhati mulia, gampang mengeluarkan uang untuk membantu orang.

ALIS
  • Halus: dicinta oleh sesama, bisa menyenangkan orang banyak.
  • Tipis lurus: pemalas, nakal, senantiasa mau dapat saja (mau minta tidak mau kasih), tidak bisa membedakan mana yang baik dan jelek.
  • Tumbuh agak ke atas: murah hati, suka agungkan diri, hanya bisa bergaul dengan orang-orang yang memujinya.
  • Serba sedang: berbudi, berhati mulia.

TELINGA
  • Kecil: berhati dengki, sering kali berbuat kesalahan.
  • Lebar: bodoh, murah hati, besar rezeki.
  • Sedang: budiman, orang lain sukar membencinya.

MATA
  • Besar: pemalas, doyan tidur, ogah bekerja.
  • Kelihatan kecil: gampang kagetan, tidak takut bekerja berat dan menanggung sengsara.
  • Sedang: berbudi, berhati mulia, bisa pegang janji.
  • Masuk (legok): berhati judes, suka melakukan fitnah, penjahat yang picik.
  • Kalau dipejamkan kelihatan bijinya menonjol: pengkhianat besar yang tidak segan-segan melakukan perbuatan-perbuatan kejam.
  • Ditutupi oleh bulu mata yang halus, kalau melirik kelihatan seperti api pelita tertiup angin sepoi-sepoi: pendiam, tidak berbudi.
  • Jarang berkedip: berhati mulia, mengasihani orang, suka menolong sesama yang sengsara.
  • Bagian hitamnya kelihatan hitam sekali: banyak tingkah yang serba tengik.
  • Bagian putihnya kelihatan biru: busuk, jahat, kejam, judes, dengki, suka khianat, rendah, suka memfitnah, pandai berdusta, pandai berpura-pura, sering berlaku tidak senonoh.
  • Bagian putihnya kelihatan merah: berani (tetapi keberaniannya tidak selalu berada di tempat yang benar atau berani yang membuta), tabah.
  • Bagian putihnya kelihatan kuning: penjahat, maling.
  • Serba sedang, kedipnya jarang-jarang: bijaksana, pandai bicara, suka menolong sesama, merasa malu kalau berbuat jahat.
  • Kalau dilihat orang lain (seperti buat berkaca) kelihatan ada bayangan terbalik: berumur sangat panjang.
  • Berkerut-kerut di sekelilingnya: berkulit muka tebal, tidak tahu malu, dan suka memfitnah.
  • Bagian putihnya kelihatan abu-abu: orang bijak yang suka sekali melakukan kebaikan, akan merasa sangat berduka kalau berbuat kesalahan kepada orang lain.
  • Di bagian putih atau hitamnya ada tahi lalat: penjahat besar, selalu ingin menyusahkan orang lain.
  • Bulu mata tidak karuan: berhati dengki, suka memfitnah, sering berbuat lemah lembut untuk menutupi kejahatannya.
  • Berkedip dua atau tiga kali (umunya orang berkedip sekali): bernyali tikus, pandai berduta, suka berbuat kejahatan atau kejudesan.
  • Kalau melirik ke kanan bisa melihat ke kiri (begitu pula sebaliknya): tidak punya kebajikan, suka berbuat dosa, tidak tahu malu, pandai omong manis, berhati kejam.

HIDUNG
  • Mancung: suka melepaskan budi dengan cara membuta.
  • Daging di antara kedua lubang tebal: doyan menyela.
  • Ujungnya mekar (jebar): doyan mengobrol, sombong, pandai mendusta, tidak merasa jijik kalau menjerumuskan orang ke tempat sesat.
  • Besar dan agak turun sedikit: selalu merasa kasihan kepada sesama.
  • Lubangnya besar: manusia jahat yang suka sekali melakukan fitnah.
  • Serba sedang: berhati mulia, bijaksana.

BIBIR
  • Ciut (dari mulut kecil): pengecut, tidak mempunyai ketabahan hati.
  • Tebal: sedikit membuta, sering menggampangkan perkara-perkara yang sukar, main pukul dulu bicara belakangan.
  • Sedang: berbudi, bisa pegang janji, berhati mulia.
  • Tipis: pandai menutupi diri dari keburukan, bertabiat palsu.
  • Biru: rendah, tukang berdusta.
  • Senantiasa kelihatan merah, tebal tipisnya sedang: perilakunya selalu membuat orang lain senang.

GIGI
  • Kecil dan tumbuhnya jarang (gigi tikus): judes, jahat.
  • Besar dan tumbuhnya jarang-jarang (gigi iblis): suka memfitnah.
  • Sedang dan tumbuhnya rata (rapat): jujur, membenci perbuatan tidak senonoh.

JANGGUT (DAGU)
  • Lancip: tidak mengenal budi, suka memfitnah kawan sendiri, tidak bisa pegang janji.
  • Tebal dan besar: doyan mengobrol, takabur, sombong.
  • Sedang: berbudi, suka menuju keselamatan.

SUARA
  • Keras: pemberani, tidak pandang bahaya yang mengancam.
  • Dalam (seperti suara dalam tenggorokan) tetapi nyata dan jelas: pelupa, kelakuannya kasar, tidak jijik kalau memfitnah, dengki.
  • Sedang, terlebih empuk dan nyaring: berbudi, tidak takabur, membenci kejahatan.

BULU JANGGUT
  • Halus: berbudi, suka menuju jalan keselamatan.
  • Senantiasa mengumpul begitu bagus tanpa teratur: bijaksana, berbudi.
  • Jarang-jarang: tidak mengenal kebajikan, judes.
  • Halus dan tumbuhnya jarang-jarang: banyak akal.
  • Sedang dan tumbuh teratur: berpikiran sempurna.
  • Membulat-bulat: nakal, tidak mengenal dosa, suka berdusta dan memfitnah, tidak mengenal kebajikan.

LEHER
  • Pendek: berhati dengki, mulutnya tidak boleh dipercaya.
  • Panjang: pendusta besar.
  • Tebal: doyan makan, tidak tahu malu.
  • Serba sedang: manis budi bicaranya, berhati jujur.

PUNDAK
  • Meringkus: orang jahat, berhati dengki, suka menjerumuskan orang.

PERUT
  • Gendut: malas, doyan tidur.
  • Sedang: murah hati, tidak pelupa, bijaksana.

PAHA
  • Besar: tidak mempunyai ketetapan hati, menggampangkan perkara besar, suka berbohong, tidak berbudi.
  • Sedang: berbudi, bijaksana.

JARI
  • Jari tangan atau jari kaki pendek: dengki, suka memfitnah, kejam, judes, dengki.
  • Jari tangan atau jari kaki panjang: tidak takut sengsara, halus budi pekertinya, gemar menolong orang kesusahan, jujur, mulia.

Ramal Jodoh

Tip Palmistri

Shio Anda

KONTAK SAYA

Your Name :
Your Email :
Subject :
Message :
Image (case-sensitive):